10 Oktober 2020

Bupati Bungo: Kami Siap Menjaga Pangan Indonesia

Muara Bungo - Bupati Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, H. Mashuri menegaskan akan terus mendukung dan mendorong petani guna mengembangkan tanaman padi dan jagung sehingga Kabupaten Bungo bisa menjadi lumbung padi dan jagung. Hal ini ia sampaikan pada saat menghadiri panen padi dan video conference dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dari Dusun Rantau Duku Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Selasa (13/05).


Pada kesempatan tersebut, Mashuri melaporkan ke Mentan pada bulan Mei ini luasan panen di Dusun Rantau Duku Kecamatan Rantau Pandan mencapai 35 Ha dari total hamparan 206 Ha dengan perkiraan produksi 185,85 ton dan harga gabah di tingkat petani Rp 4.800 – Rp 5.200/kg GKP.

"Dari target tanam untuk periode Februari – Mei sebesar 4.522 Ha telah terealisasi 3.780 Ha dan Alhamdulillah sekarang lagi proses penanaman + 786 Ha. Sedangkan untuk Mei – September target tanam + 7.000 Ha semoga terealisasi dengan baik.," ujar nya.

"Selanjutnya dapat kami laporkan bibit tanaman cukup tersedia, kalau bisa ada tambahan bantuan saprodi. Kemudian untuk mendukung pertanaman tersebut perlu adanya perbaikan irigasi, dukungan pascapanen RMU 5 unit untuk penyebarannya, traktor roda empat sebanyak lima unit dan roda dua sebanyak 50 unit serta cultivator sebanyak 15 unit," jelas Mashuri.

Menghadapi musim kemarau beberapa waktu mendatang berdasarkan perkiraan BMKG di Kabupaten Bungo, sumur menjadi hal yang sangat penting. Untuk saat ini Kabupaten Bungo telah mendapatkan bantuan 5 sumur tambahan, mudah mudahan cukup mempertahankan kondisi tersebut. "Terima kasih Bapak Menteri, Kami dari Bungo siap menjaga pangan Indonesia. Sukses buat Bapak Menteri," ujar Mashuri.

Di tempat yang sama, Samwil, Ketua Kelompok Tani Maju Bersama dan Tunas Baru mengatakan dirinya bersama anggota petani lainnya baru saja panen. Apalagi hasil panen kali ini terbilang cukup memuaskan sehingga petani semangat untuk tanam lagi di hamparan lahan seluas 206 Ha.


Menurutnya dari lahan petani yang sudah dipanen, hampir serentak semuanya sudah menabur benih sebagai bagian persiapan untuk musim tanam 2020. Beliau juga menyatakan kesiapannya menjaga pasokan pangan dalam negeri dan selalu mendukung program prioritas ketahanan pangan.

Sebelum pelaksanaan panen, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dari ruang Agriculture War Room (AWR) Kementan sempat menyapa dan memberikan arahan ke seluruh petani dan kepala daerah di Kabupaten dalam rangka Video Conference Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung serentak seluruh Indonesia.

Dalam arahannya Menteri Pertanian menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala daerah yang mau terjun ke lapangan dan dapat dipastikan dengan optimis semua dapat dikendalikan dan amankan bersama.

Lebih lanjut Mentan mengatakan covid 19 ini adalah tantangan nyata yang berdampak langsung ke masyarakat. Solusinya adalah "Medical Solution dan Food Security". Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus bekerja lebih keras, lebih terpadu dan lebih gotong royong agar bahan pangan rakyat bisa terjamin.

"Yang harus kita waspadai adalah rekomendasi dari FAO yang menyatakan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya kemarau panjang sesuai rekomendasi BMKG. Ini tidak boleh terjadi di negeri kita, kita harus hadapi dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi krisis pangan dunia," tegas SYL.

Sebagai bukti pertanian tidak berhenti dapat kita lihat dari kegiatan panen ini dimana para penyuluh tetap produktif dan selalu aktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemrosesannya berjalan dengan baik.

Di tempat terpisah Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).

"Selama wabah ini kita harus senantiasa menjaga ketersediaan bahan pangan bagi warga Indonesia, Penanaman dilakukan serentak untuk meminimalisir serangan hama. Harapannya, kekhawatiran pangan langka di tengah pandemi Covid-19 mampu ditangkal dengan usaha tani berkelanjutan," tutup Dedi. (km/msp)

Advertiser